UNAIR NEWS – Memulai studi S3 di usia yang sudah tidak lagi muda menjadi tantangan tersendiri bagi Dr. Tutik Nurhidayati, S.Si, M.Si. Pasalnya, selain dituntut untuk fokus pada studi, wisudawan terbaik S3 Fakultas Sains dan Teknologi peraih IPK 3.93 tersebut juga harus memperhatikan kedua putranya yang masih duduk di kelas tiga SMP dan TK.
Tidak hanya itu, di awal masuk perkuliahan, mahasiswa yang akrab disapa Tutik tersebut juga harus berjuang bersama suami untuk membantu sang adik yang terdiagnosa gagal ginjal sehingga harus menjalani cuci darah regular setiap dua kali dalam seminggu. Kondisi tersebut tentu membuat Tutik harus pandai mengatur waktu dan pikiran agar studi, waktu untuk keluarga, dan merawat adik bisa dijalani dengan baik.
“Berjuang, berusaha, dan berdoa adalah senjata yang terus saya patri dalam diri saya agar bisa segera menyelesaikan studi S3,” ucap Tutik.
Meskipun begitu, cukup banyak kegiatan yang dilakukan Tutik di samping perkuliahan. Untuk menambah kompetensinya, Tutik juga menyempatkan waktu untuk mengikuti seminar nasional maupun internasional, serta mengikuti workshop dan pelatihan. Bahkan, Tutik juga menyempatkan diri untuk menjadi pembina olimpiade sains nasional (OSN) serta karya ilmiah remaja (KIR).
Tutik berhasil menyelesaikan studi S3 dengan disertasi berjudul Fisiogenetik, Morfologi, dan Anatomi Tanaman Tembakau (Nicotiana Tabacum) Toleran Cekaman Genangan. Disertasi tersebut membahas mengenai seleksi tanaman tembakau pada kondisi tergenang dan banjir untuk mendapatkan tanaman tembakau yang toleran terhadap cekaman genang.
“Dengan lulus S3, maka saya akan kembali ke almamater untuk menjalankan aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi,” terang Tutik. (*)
Penulis: Galuh Mega Kurnia
Editor: Binti Q. Masruroh
Sumber: UNAIR News